Senin, 08 Februari 2010

Mushab Bin Umair

Mush'ab bin umair adalah salah satu sahabat Rasul. Ia adalah remaja Quraisi yang paling tampan, paling menonjol, dan paling bersemangat. Ia adalah anak muda yang serba berkecukupan, dimanja oleh orangtuanya dan paling ditunggu-tunggu untuk setiap pertemuan.

Kehidupannya menjadi berubah 180 derajat, dimulai ketika Ia mendengar tentang Muhammad yang menyatakan dirinya telah diutus Allah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Ia juga mendengar Rasulullah dan pengikutnya biasa berkumpul di suatu tempat yang jauh dari gangguan orang-orang Quraisy yaitu di bukit Shafa di rumah Arqam bin Abul Arqam. Dia pun mengambil keputusan, di suatu senja ia bergegas ke rumah Abul Arqam. Mush'ab bin Umair duduk di sudut ruangan dan ia mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang keluar dari mulut Rasulullah. Mengalir menembus telinga masuk ke dalam hati. Mush'ab terlena dan terpesona, Rasulullah mendekatinya dan mengusap dada Mushab dengan penuh kasih sayang. Setelah itu hanya dalam waktu sangat singkat pemuda yang telah masuk islam ini berubah menjadi pemuda yang arif bijaksana melebihi usianya.

Khunas binti Malik ibunda Mush'ab adalah seorang wanita berkepribadian kuat. Ia seorang wanita yang disegani bahkan ditakuti. Ketika Mush'ab masuk islam tiada yang ditakutinya kecuali ibunya mengetahui keislamannya, lalu ia pun memutuskan merahasiakan keislamannya kepada ibunya. Tetapi mata-mata begitu banyak, seorang lelaki bernama Usman bin Thalhah melihat Mush'ab sholat seperti yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Akhirnya berita keislaman Mush'ab diketahui ibunya yang kemudian menyekap Mush'ab di sutu kamar, dikunci rapat dari luar. Untuk beberapa lama Mush'ab terkurung hingga ia mendengar bahwa beberapa sahabat Nabi saw hijrah ke Habasyah. Kesempatan ini Mush'ab gunakan untuk mengecoh ibu dan penjaga-penjaganya sehingga ia dapat kabur dan ikut berhijrah bersama Rasulullah.

Dia tinggal bersama saudara-saudara sesama muhajirin, lalu pulang ke Mekah. Kemudian pergi lagi hijrah ke Habasyah untuk kedua kalinya bersama apra sahabat atas titah Rasulullah saw.

Pada suatu hari Mush'ab menghampiri kaum muslimin yang sdang duduk di sekeliling Rasulullah, melihat penampilan Mush'ab mereka menundukan kepala dan ada yang menangis karena penampilan Mush'ab sangat berbeda dengan penampilannya dulu. Rasulullah menatapanya dengan penuh arti dan disertai cinta kasih dan syukur. Kedua bibirnya tersenyum dan bersabda "Dahulu tiada yang menandingi Mush'ab dalam mendapati kesenangan dari orangtuanya. Lalu semua itu dia tinggalkan demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya."

Mush'ab akhirnya berpisah dari ibunya karena ibunya bersikukuh mempertahankan kekafirannya dan semua pemberian kepada Mush'ab ia hentikan.

Sekarang Mush'ab mendapat tugas penting dari Rasulullah untuk menjadi utusan Rasulullah ke Madinah. Tugasnya adalah mengajarkan islam kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan berbaiat kepada Rasulullah di Bukit Arqam juga untuk mengajak orang lain menganut agama islam dan mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut hijrah Rasdulullah ke kota itu.

Mush'ab memikul amanah itu dengan bekal kecerdasan dan akhlak muliayang dikaruniakan Allah kepada-nya. Dengan sifat zuhud, kejujuran dan keikhlasan dia berhasil memikat hati penduduk madinah sehingga mereka berduyun-duyun untuk masuk islam.

Di madinah, Mush'ab tinggal sebagai tamu di rumah As'ad bin Zurarah. Dengan di dampingi As'ad ia mengunjungi kabilah-kabilah, rumah-rumah dan pertemuan pertemuan untuk menyampaikan ayat-ayat Al Quran. Ia pernah mengalami kejadian yang membahayakan dirinya ketika berdakwah di suku Abdul Asygal, tiba-tiba sang kepala sukku Usaid bin Hudhair muncul dan menghunus tombak. Tapi dengan tenang ia menghadapi kondisi ini..Kemudian Usaid berkata dengan kasar" Apa maksud kalian datang ke kabilah kami ini?" apakah hendak membodohi rakyat kecil kami?"tinggalkan segera tempat ini jika tidak nyawa kalian melayang" dengan tenang dan mantapnya laksana samudera Mush'ab pun berkata "Mengapa anda tidak duduk dan mendengarkan terlebih dahulu? jika anda nanti tertarik anda dapat menerimanya, dan jika nanti anda tidak suka kami akan menghentikan apa yang anda tidak sukai."
Akhirnya sang kepala suku pun tenang dan mau duduk mendengarkan Mush'ab. Lalu Mush'ab pun melanjutkan dakwahnya dan membaca ayat-ayat Alquran, Bacaan Mush'ab mengalir memasuki dada dan menerangi hati Usaid, belum selesai Mush'ab memberikan uraian Usaid berkata "Alangkah indahnya kata-kata ini, tidak ada satu kesalahan pun. Apa yang harus dilakukan orang yang mau masuk agama ini?" Mush'ab berkata " Hendaklah ia membersihkan pakaian dan badannya lalu mengucapkan Ashadu anla ilaa ha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah." Kemudian Usaid melaksanakan apa yang dikatakan Mush'ab. Berita keislaman Usaid kemudian menyebar akhirnya tokoh-tokoh penting lain seperti Sa'ad bin Mu'adz dan Sa'ad bin Ubadah masuk islam dan hal ini membuat warga Madinah yang lain pun berbondong-bondong masuk islam. Beberapa tahun kemudian Rasulullah bersama para sahabat hijrah ke Madinah.

Di pihak lain kaum Quraisy semakin geram, maka terjadilah perang badar yang membuat semakin kalap kaum Quraisy. Kemudian tibalah perang Uhud. Peperangan berkecamuk kemenangan berganti kekalahan ketika pasukan panah kaum muslimin melanggar titah Rasulullah. Mereka meninggalkan posisi mereka dari atas bukit setelah mereka melihat musuh terbirit-birit, tanpa disadari pasukan berkuda musuh menyerang pasukan kaum muslimin dari atas bukit. Mushab bin Umair menyadari ini dan segera mengacungkan bendera pasukan setinggi-tingginya. Ia maju menerjang musuh yang akan mengarahkan seranangan kepada Rasulullah. Ia menyerang sendiri tapi bak satu pasukan tentara.

Ibnu Saad menyebutkan bahwa Ibrahim bin Muhammad bin Syurahbil berkata " Ayahku pernah berceritqa begini, Mush'ab bin Umair adalah pembawa bendera pasukan di perang uhud. Tatkala barisan kaum muslimin porak-poranda Mush'ab tetap gigih berperang. Seorang tentara berkuda musuh Ibnu Qamiah, menyerang dan berhasil menebas tangan kanannya hingga putus, lalu Mush'ab mengucapkan Muhammad itu tiada lain adalah seorang Rasul dan sebelumnya telah didahului oleh para Rasul." Lalu bendera ia ambil dengan tangan kirinya, lalu musuh pun menebas tangan kirinya, lalu dengan kedua pangkal tangannya ia mendekap dan mengibarkan bendera itu sambil mengucapkan kata-kata "Muhammad itu tiada lain adalah seorang Rasul dan sebelumnya telah didahului oleh para Rasul." Orang berkuda itu menyerang dengan tombaknya ke dada Mush'ab. Mush'ab pun gugur dan bendera pun jatuh. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada. Demi cintanya kepada Rasulullah yang tiada terbatas dan kekhawatirannya akan nasib Rasulullah ia mengulang-ulang kata yang sama setiap tangannya di tebas. Kata-kata itu terus diulanginya yang kemudian kata itu menjadi bagian dari ayat Al-Quran.

Rasulullah memandangi jasad Mush'ab dengan penuh kasih sayang dan cahaya keset5iaan. Ada kesedihan di mata Rasulullah ketika melihat kain yang dipakaikan mengkafani Mush'ab. Beliau bersabda "ketika di Mekah dulu, tak seorang pun yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapih rambutnya dari pada kamu. Tetapi sekarang ini, rambutmu kusut, hanya dibalut sehelai burdah" Subhanallah